Episode kali ini gue berbincang tentang proses seleksi kerja di maskapai yang namanya tidak bisa gue sebut -macem Voldemort yah. Ditemani Indit, kami mengulas apa saja yang terjadi selama proses seleksi masuk maskapai ini. Hari pertama sendiri meliputi FGD, technical quiz, dan yang paling horor: sesi simulator. Selamat menyimak!
Bincang 02: Biaya dan Paruh Waktu
Berbincang bersama (calon penerbang) Khalis membahas biaya sekolah dan biaya hidup. Disambung obrolan seputar kerja paruh waktu. Semoga membantu!
Bincang 01: Memilih Sekolah Pilot
Berbincang bersama (calon penerbang) Dimas membahas perjalanan mencari sekolah penerbangan. Ditambah dengan tujuh poin yang bisa dijadikan acuan dalam mencari sekolah penerbangan yang pas.
Bincang-Bincang: Perkenalan
Yuk kenalan dulu dengan Cerita Kabin! Biar yang belum kenal menjadi kenal, dan yang sudah kenal semakin sayang, yes. Yang namanya kenalan, pastinya jadi tau darimana saja Sang Penerbang dan mau dibawa kemana podcast ini.
Cerita Gadis Sang Penerbang
Gelar sang pramugari rasanya tidak lagi pantas gue sandang. Pasalnya gue sudah tidak berkelana di dalam kabin. Yang selama ini gagal gue ceritakan adalah fakta bahwa sudah hampir dua tahun gue mengundurkan diri dari pekerjaan gue di maskapai negara tetangga. Kabar baiknya adalah gue tidak sepenuhnya meninggalkan kabin pesawat. Paska gue menanggalkan seragam pramugari gue … Continue reading Cerita Gadis Sang Penerbang
Receh
Mengantongi kromosom XX membuat gue tidak asing dengan peristiwa pelecehan seksual. Hidup selama dua puluh sekian tahun lamanya di negara tercinta Indonesia tentunya menyumbang pengalaman gue dilecehkan baik secara fisik maupun verbal. Dari sekedar disiul-siul di depan Pasar Baru hingga pengalaman 'bagasi' gue digenggam akang bermotor di depan gang kosan gue di Bandung dulu. Gue … Continue reading Receh
Hemat Waktu
Menjadi seorang awak kabin secara tidak sadar membentuk gue menjadi sesosok wanita yang hemat. Sayangnya bukan hemat uang. Gaya hidup gue sebagai awak kabin membuat gue tekun memutar roda perekonomian di negara orang. Gue tak elak tebar dolar tatkala gue cuci mata di negeri asing dan tergoda untuk membeli buah tangan. Gue pun jadi koleksi … Continue reading Hemat Waktu
33G
Pada suatu hari di akhir bulan Mei bekerjalah gue menuju negeri Paman Sam. Di sektor itu gue bekerja di lorong sebelah kiri, yang artinya gue bekerja melayani penumpang yang duduk di bagian A C D dan E. Hari itu pesawat tidak penuh dan gue banyak berbincang dengan wanita paruh baya yang duduk di 33D. Pasalnya … Continue reading 33G
Yang Empunya Tanah
Adalah suatu kebutuhan primer bagi gue untuk mencari tempat bernaung di negara tetangga. Gue pun memutuskan untuk tinggal bersama orang lokal atau kerap disebut sebagai Yang Empunya Tanah. Kalau diartikan ke bahasa inggris menjadi Landlord. Maknanya nggak jauh-jauh dari ibu/bapak kosan. Yang Empunya Tanah gue adalah sepasang suami-istri muda dengan seorang putri yang saat itu … Continue reading Yang Empunya Tanah
Tepat Waktu
Memiliki profesi sebagai awak kabin, ada banyak aspek kehidupan gue yang seeloknya berubah. Salah satu aspek yang perubahannya paling signifikan adalah keseriusan gue akan waktu. Sedari kecil dulu, gue paling sering telat ke sekolah. Setiap pagi selama hampir dua belas tahun gue diantar ke sekolah, tak pernah satu hari pun orang tua gue luput dari … Continue reading Tepat Waktu